(Perintah sholat tidak hanya diberikan kepada umat Islam, tapi juga umat-umat sebelumnya. Pada peristiwa Isra Mi’raj, ketika tiba di sidratul muntaha, Rasulullah menerima langsung perintah sholat lima waktu dari Allah. Dalam Islam, sholat merupakan rukun Islam kedua setelah pengucapan lafadz syahadat)
Inilah 5 (lima) alasan logis dan rasional disertai landasan aqidah islamiah mengapa kita harus sholat.
Pertama : Sebagai pernyataan perwujudan kesadaran dari yang tercipta (manusia) kepada Sang Maha Pencipta (Allah swt, Al Khalik). Manusia diciptakan oleh Allah tentu bukan tanpa tujuan. Apa tujuan Allah menciptakan manusia? Allah berfirman dalam Al Qur’an, tiada Ku-ciptakan jin dan manusia kecuali hanya untuk menyembahKu (Adz Dzariyat ayat 56). Lebih tegas lagi QS Al Mukminun ayat 115 dan 116 : “Maka, apakah kamu mengira, Kami menciptakan kamu secara main-main, dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada kami? Maka, Mahatinggi Allah, Raja yang sebenarnya. Tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Dia, Tuhan yang mempunyai ‘arsy yang tinggi”.
Jadi, keberadaan manusia sebagai makhluk yang tercipta,kewajibannya hanya menyembah dan beribadah pada Allah Sang Maha Pencipta, yang menciptakan alam semesta beserta dengan segala isinya, baik yang tampak maupun yang ghaib, yang hidup maupun yang mati (dalam penglihatan manusia). Perintah menyembah ini menjadi misi tunggal manusia, tak ada misi lainnya dari keberadaan eksistensi manusia di kehidupan alam dunia yang sifatnya sementara. Alam dunia sesungguhnya bukanlah alam nyata. Kehidupan manusia di dunia bagai fatamorgana. Segala sesuatu yang telah berlalu (beberapa detik/menit/jam/hari/minggu/bulan/tahun/abad yang lalu) bagai mimpi. Alam nyata yang sesungguhnya adalah alam akhirat atau alam abadi, hanya saja manusia dalam kehidupan alam dunia belum menapaki ke sana. Sebagaiman a QS Al An’am ayat 32: “Dan tiadalah kehidupan dunia ini selain dari main-main dan sendagurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa”.
Kematian itu juga sebuah keniscayaan, tak ada mahluk yang abadi di dunia. Setiap yang berjiwa akan mengalami kematian, dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah pahalamu disempurnakan (QS Ar Rahman ayat 25 dan 26, serta QS Ali Imran ayat 185). Kehidupan abadi menurut Qur’an adalah alam akhirat. Perwujudan kesadaran ini akan dipertanggungjawabkan manusia setelah mati (di dunia, fisik) kepada Allah di kehidupan akhirat, oleh karena perintah menyembah kepada Allah berlaku pada semasa hidup manusia di dunia. Rasulullah memberi petunjuk cara menyembah Allah.
Kedua. Sebagai perwujudan rasa syukur (terima kasih) atas begitu banyak kenikmatan, kesenangan dan kebahagiaan yang Allah anugerahkan kepada manusia. Anugerah ini sebagai aplikasi sifat Mahapemurah, Mahapenyayang, Mahapengasih, Mahapenyantun dari Allah kepada mahluk ciptaanNya. Firman Allah, bersyukurlah engkau maka akan Ku-tambahkan nikmatKu (QS Ibrahim ayat 7). Juga QS Ibrahim ayat 34: “Dan Dia telah memberikan kepadamu dari segala apa yang kamu mohonkan kepadaNya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya…” Al Qur’an juga menyebutkan, semua mahluk ciptaan Allah bertasbih sebagai pernyataan perwujudan rasa syukur.
Ketiga. Sebagai perwujudan permohonan ampun atas segala dosa dan kesalahan, yaitu melanggar perintah dan laranganNya. “Maka, mengapa mereka tidak bertobat kepada Allah dan memohon ampun kepadaNya? Dan Allah maha pengampun lagi maha penyayang”(QS Al Maidah ayat 74). Al Qur’an juga ada menyebutkan, Allah memberi ampun atas segala dosa dan kesalahan yang dilakukan hambaNya, kecuali dosa syirik. Mengapa Allah tak mengampuni dosa syirik? Oleh karena dosa syirik ialah di mana manusia mempertuhankan banyak tuhan, atau menuhankan Tuhan yang bukan Allah swt. Jadi hal yang logis bila Allah tidak menurunkan rahmatNya pada manusia yang tidak menyembah padaNya dan memandang ada tuhan tidak pada Allah swt. Karena itu atas dasar kasih sayangNya, Allah wanti-wanti mengingatkan manusia, janganlah engkau mati melainkan dalam keadaan Islam.
Keempat. Sebagai perwujudan memohon pertolongan dan perlindungan dari Allah. Manusia pada ghalibnya makhluk lemah dan rentan. Apalagi setan setiap saat menggoda manusia berbuat dosa. Qur’an begitu banyak mengabarkan agar manusia berlindung dan meminta pertolongan hanya kepada Allah. Cukuplah hanya Aku sebagai penolongmu (QS Ali Imron ayat 150,. QS Al Maidah ayat 55 dan 56). Surath Al Fatihah ayat 5, iyyaa kana’budu wa iyyaa kanasta’iin (hanya kepada Engkaulah kami menyembah, dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan). Demikian juga ayat-ayat surath lainnya, dirikanlah sholat sesungguhnya sholat mencegah kamu dari perbuatan keji dan mungkar (QS Al Ankabut ayat 45). Tafsir atas kalimat “…mencegah kamu dari perbuatan keji dan mungkar” tidak hanya timbul dari dalam diri sendiri, tapi melindungi diri dari perbuatan orang lain. Juga, jadikan sabar dan sholatmu sebagai penolongmu.
Kelima. Sholat sebagai sarana perwujudan memohon /meminta pada Allah atas segala keinginan /permintaan apa yang menjadi hajat kita. Qur’an begitu banyak menyebutkan agar manusia meminta hanya kepada Allah. Bahkan Allah sangat suka pada manusia yang banyak meminta pada Allah. Bahkan Allah memastikan mengabulkan setiap permintaan hambaNya. Mintalah padaKu, maka pasti Aku akan memberikannya.
Semoga bermanfaat.